Keamanan Jaringan adalah proses untuk mencegah dan
mengidentifikasikan penggunaan yang tidak salah dari jaringan komputer.
Menurut retiasa web adalah sebuah system yang terdiri atas komputer
perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu
tujuan yang sama
A. Konsep Keamanan Jaringan
Keamanan
jaringan sendiri sering dipandang sebagai hasil dari beberapa faktor. Faktor
ini bervariasi tergantung pada bahan dasar, tetapi secara normal setidaknya
beberapa hal dibawah ini
diikutsertakan :
• Confidentiality (kerahasiaan)
• Integrity (integritas)
• Availability (ketersediaan)
Keamanan klasik penting ini tidak cukup untuk mencakup semua aspek dari keamanan jaringan komputer pada masa sekarang. Hal-hal tersebut dapat dikombinasikan lagi oleh beberapa hal penting lainnya yang dapat membuat keamanan jaringan komputer dapat ditingkatkan lagi dengan mengikut sertakan hal dibawah ini:
• Nonrepudiation
• Authenticity
• Possession
• Utility
Confidentiality (kerahasiaan)
diikutsertakan :
• Confidentiality (kerahasiaan)
• Integrity (integritas)
• Availability (ketersediaan)
Keamanan klasik penting ini tidak cukup untuk mencakup semua aspek dari keamanan jaringan komputer pada masa sekarang. Hal-hal tersebut dapat dikombinasikan lagi oleh beberapa hal penting lainnya yang dapat membuat keamanan jaringan komputer dapat ditingkatkan lagi dengan mengikut sertakan hal dibawah ini:
• Nonrepudiation
• Authenticity
• Possession
• Utility
Confidentiality (kerahasiaan)
Ada beberapa
jenis informasi yang tersedia didalam sebuah jaringan komputer. Setiap data
yang berbeda pasti mempunyai grup pengguna yang berbeda pula dan data dapat
dikelompokkan sehingga beberapa pembatasan kepada pengunaan data harus
ditentukan. Pada umumnya data yang terdapat didalam suatu perusahaan bersifat
rahasia dan tidak boleh diketahui oleh pihak ketiga yang bertujuan untuk
menjaga rahasia perusahaan dan strategi perusahaan [2]. Backdoor, sebagai
contoh, melanggar kebijakan perusahaan dikarenakan menyediakan akses yang tidak
diinginkan kedalam jaringan komputer perusahaan. Kerahasiaan dapat ditingkatkan
dan didalam beberapa kasus pengengkripsian data atau menggunakan VPN. Topik ini
tidak akan, tetapi bagaimanapun juga, akan disertakan dalam tulisan ini.
Kontrol akses adalah cara yang lazim digunakan untuk membatasi akses kedalam
sebuah jaringan komputer. Sebuah cara yang mudah tetapi mampu untuk membatasi
akses adalah dengan menggunakan kombinasi dari username-dan-password untuk
proses otentifikasi pengguna dan memberikan akses kepada pengguna (user) yang
telah dikenali. Didalam beberapa lingkungan kerja keamanan jaringan komputer,
ini dibahas dan dipisahkan dalam konteks otentifikasi.
Integrity (integritas)
Integrity (integritas)
Jaringan
komputer yang dapat diandalkan juga berdasar pada fakta bahwa data yang
tersedia apa yang sudah seharusnya. Jaringan komputer mau tidak mau harus
terlindungi dari serangan (attacks) yang dapat merubah dataselama dalam proses
persinggahan (transmit). Man-in-the-Middle merupakan jenis serangan yang dapat
merubah integritas dari sebuah data yang mana penyerang (attacker) dapat
membajak "session" atau memanipulasi data yang terkirim. Didalam
jaringan komputer yang aman, partisipan dari sebuah "transaksi" data
harus yakin
bahwa orang yang terlibat dalam komunikasi data dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Keamanan dari sebuah komunikasi data sangat diperlukan pada sebuah tingkatan yang dipastikan data tidak berubah selama proses pengiriman dan penerimaan pada saat komunikasi data. Ini tidak harus selalu berarti bahwa "traffic" perlu di enkripsi, tapi juga tidak tertutup kemungkinan serangan "Man-in-the-Middle" dapat terjadi.
Availability (ketersediaan).
bahwa orang yang terlibat dalam komunikasi data dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Keamanan dari sebuah komunikasi data sangat diperlukan pada sebuah tingkatan yang dipastikan data tidak berubah selama proses pengiriman dan penerimaan pada saat komunikasi data. Ini tidak harus selalu berarti bahwa "traffic" perlu di enkripsi, tapi juga tidak tertutup kemungkinan serangan "Man-in-the-Middle" dapat terjadi.
Availability (ketersediaan).
Ketersediaan
data atau layanan dapat dengan mudah dipantau oleh pengguna dari sebuah
layanan. Yang dimana ketidaktersediaan dari sebuah layanan (service) dapat menjadi sebuah halangan untuk maju bagi sebuah perusahaan dan bahkan dapat berdampak lebih buruk lagi, yaitu penghentian proses produksi. Sehingga untuk semua aktifitas jaringan, ketersediaan data sangat penting untuk sebuah system agar dapat terus berjalan dengan benar.
Nonrepudiation
layanan. Yang dimana ketidaktersediaan dari sebuah layanan (service) dapat menjadi sebuah halangan untuk maju bagi sebuah perusahaan dan bahkan dapat berdampak lebih buruk lagi, yaitu penghentian proses produksi. Sehingga untuk semua aktifitas jaringan, ketersediaan data sangat penting untuk sebuah system agar dapat terus berjalan dengan benar.
Nonrepudiation
Setiap tindakan
yang dilakukan dalam sebuah system yang aman telah diawasi (logged), ini dapat
berarti penggunaan alat (tool) untuk melakukan pengecekan system berfungsi
sebagaimana seharusnya. "Log" juga tidak dapat dipisahkan dari bagian
keamanan "system" yang dimana bila terjadi sebuah penyusupan atau
serangan lain akan sangat membantu proses investigasi. "Log" dan
catatan waktu, sebagai contoh, bagian penting dari bukti di pengadilan jika
cracker tertangkap dan diadili. Untuk alasan ini maka
"nonrepudiation" dianggap sebagai sebuah faktor penting didalam
keamanan jaringan komputer yang berkompeten. Itu telah mendefinisikan "nonrepudition"
sebagai berikut :
• Kemampuan untuk
mencegah seorang pengirim untuk menyangkal kemudian bahwa dia telah mengirim
pesan atau melakukan sebuah tindakan.
• Proteksi dari penyangkalan oleh satu satu dari entitas yang terlibat didalam sebuah komunikasi yang turut serta secara keseluruhan atau sebagian dari komunikasi yang terjadi.
• Proteksi dari penyangkalan oleh satu satu dari entitas yang terlibat didalam sebuah komunikasi yang turut serta secara keseluruhan atau sebagian dari komunikasi yang terjadi.
Jaringan
komputer dan system data yang lain dibangun dari beberapa komponen yang berbeda
yang dimana masing-masing mempunyai karakteristik spesial untuk keamanan.
Sebuah jaringan komputer yang aman perlu masalah keamanan yang harus
diperhatikan disemua sektor, yang mana rantai keamanan yang komplit sangat
lemah, selemah titik terlemahnya. Pengguna (user) merupakan bagian penting dari
sebuah rantai. "Social engineering" merupakan cara yang efisien untuk
mencari celah (vulnerabilities) pada suatu system dan kebanyakan orang
menggunakan "password" yang mudah ditebak. Ini juga berarti
meninggalkan "workstation" tidak dalam keadaan terkunci pada saat
makan siang atau yang lainnya. Sistem operasi (operating system : Windows,
Unix, Linux, MacOS) terdapat dimana-mana, komputer mempunyai sistem operasi
yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya (tergantung selera), dan
bahkan router juga dijalankan oleh oleh sistem operasi. Setiap sistem operasi
mempunyai gaya dan karakteristik sendiri yang membedakannya dengan sistem
operasi yang lainnya, dan beberapa bahkan digunakan untuk kepentingan
"server". Beberapa sistem operasi juga mempunyai masalah yang dapat
digunakan sehingga menyebabkan sistem operasi tersebut berhenti merespon
pengguna. Layanan pada "server" memainkan peranan penting dalam
keamanan. Developer perangkat lunak mengumumkan celah keamanan pada perangkat
lunak dengan cepat. Alasan yang digunakan adalah celah ini kemungkinan akan digunakan
oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyusupi sebuah system ataupun
setiap pengguna komputer. Pengelola atau pengguna server dan workstation harus
melakukan pengecekan untuk "update" masalah keamanan secara regular.
Perangkat keras mungkin sedikit susah dipahami sebagai sesuatu yang mempunyai
potensi untuk mempunyai masalah keamanan. Yang sesungguhnya adalah sangat
berbeda dengan apa yang kita pikirkan, apabila perangkat keras terletak di
sebuah lokasi yang tidak aman maka terdapat resiko untuk pemasangan perangkat
keras yang tidak diinginkan kedalam jaringan komputer dan ini dapat membuat
penyusupan menjadi mudah. Juga, bila sebuah perangkat keras jaringan computer
dirubah setting-nya ke konfigurasi default oleh orang luar. Pemilihan jenis
metode transmisi juga mempunyai peranan penting didalam masalah keamanan.
Setiap informasi rahasia tidak boleh di transmisikan secara wireless,
setidaknya tidak tanpa menggunakan enkripsi yang bagus, sehingga setiap orang
dapat menyadap komunikasi "wireless" yang terkirim. Sangat dianjurkan
untuk menggunakan firewall untuk membatasi akses kedalam jaringan komputer ke
tingkat yang dibutuhkan. Firewall juga dapat menjadi titik terlemah, yang mana
dapat membuat perasaan aman. Firewall harus mengizinkan arus data kedalam
sebuah jaringan komputer jika terdapat juga arus data keluar dari jaringan
komputer tersebut melalui firewall dan ini dapat menjadi titik terlemah. Fakta
penting lainnya bahwa tidak semua serangan dilancarkan melalui firewall.
Authenticity
Authenticity
Sistem harus
memastikan bahwa pihak, obyek, dan informasi yang berkomunikasi adalah riil dan
bukan palsu. Adanya Tools membuktikan keaslian dokumen, dapat dilakukan
dengan teknologi watermarking(untuk menjaga“intellectual property”, yaitu
dengan meni dokumen atau hasil karya dengan “tangan” pembuat ) dan digital
signature.
Metode authenticity yang paling umum digunakan adalah penggunaan username beserta password-nya. Metode username/password ini ada berbagai macam
jenisnya, berikut ini adalah macam-macam metode username/password:
• Tidak ada username/password
Pada sistem ini tidak diperlukan username atau password untuk mengakses suatu jaringan. Pilihan ini merupakan pilihan yang palin tidak aman.
• Statis username/password
Pada metode ini username/password tidak berubah sampai diganti oleh administrator atau user. Rawan terkena playbacks attacka, eavesdropping, theft, dan password cracking program.
• Expired username/password
Pada metode ini username/password akan tidak berlaku sampai batas waktu tertentu (30-60 hari) setelah itu harus direset, biasanya oleh user. Rawan terkena playback attacks, eavesdropping, theft, dan password cracking program tetapi dengan tingkat kerawanan yang lebih rendah dibanding dengan statis username/password.
• One-Time Password (OTP)
Metode ini merupakan metoda yang teraman dari semua metode username/password. Kebanyakan sistem OTP berdasarkan pada “secret passphrase”, yang digunakan untuk membuat daftar password. OTP memaksa user jaringan untuk memasukkan password yang berbeda setiap kali melakukan login. Sebuah password hanya digunakan satu kali.
B. Celah Keamanan serta Ancaman Terhadap Keamanan Jaringan WiFi
Metode authenticity yang paling umum digunakan adalah penggunaan username beserta password-nya. Metode username/password ini ada berbagai macam
jenisnya, berikut ini adalah macam-macam metode username/password:
• Tidak ada username/password
Pada sistem ini tidak diperlukan username atau password untuk mengakses suatu jaringan. Pilihan ini merupakan pilihan yang palin tidak aman.
• Statis username/password
Pada metode ini username/password tidak berubah sampai diganti oleh administrator atau user. Rawan terkena playbacks attacka, eavesdropping, theft, dan password cracking program.
• Expired username/password
Pada metode ini username/password akan tidak berlaku sampai batas waktu tertentu (30-60 hari) setelah itu harus direset, biasanya oleh user. Rawan terkena playback attacks, eavesdropping, theft, dan password cracking program tetapi dengan tingkat kerawanan yang lebih rendah dibanding dengan statis username/password.
• One-Time Password (OTP)
Metode ini merupakan metoda yang teraman dari semua metode username/password. Kebanyakan sistem OTP berdasarkan pada “secret passphrase”, yang digunakan untuk membuat daftar password. OTP memaksa user jaringan untuk memasukkan password yang berbeda setiap kali melakukan login. Sebuah password hanya digunakan satu kali.
B. Celah Keamanan serta Ancaman Terhadap Keamanan Jaringan WiFi
I. Celah Keamanan Jaringan
WiFi
Beberapa
kelemahan pada jaringan wireless yang bisa digunakan attacker melakukan serangan
antara lain:
1. Hide SSID
Banyak
administrator menyembunyikan Services Set Id (SSID) jaringan wireless mereka
dengan maksud agar hanya yang mengetahui SSID yang dapat terhubung ke jaringan
mereka. Hal ini tidaklah benar, karena SSID sebenarnya tidak dapat disembuyikan
secara sempurna. Pada saat saat tertentu atau khususnya saat client akan
terhubung (assosiate) atau ketika akan memutuskan diri (deauthentication) dari
sebuah jaringan wireless, maka client akan tetap mengirimkan SSID dalam bentuk
plain text (meskipun menggunakan enkripsi), sehingga jika kita bermaksud
menyadapnya, dapat dengan mudah menemukan informasi tersebut. Beberapa tools
yang dapat digunakan untuk mendapatkan ssid yang di-hidden antara lain: kismet
(kisMAC), ssid_jack (airjack), aircrack dan masih banyak lagi. Berikut meupakan
aplikasi Kismet yang secang melakukan sniffing.
2. WEP
2. WEP
Teknologi Wired
Equivalency Privacy atau WEP memang merupakan salah satu standar enkripsi yang
paling banyak digunakan. Namun, teknik enkripsi WEP ini memiliki celah keamanan
yang cukup mengganggu. Bisa dikatakan, celah keamanan ini sangat berbahaya.
Tidak ada lagi data penting yang bisa lewat dengan aman. Semua data yang telah
dienkripsi sekalipun akan bisa dipecahkan oleh para penyusup. Kelemahan WEP antara
lain :
• Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.
• WEP menggunakan kunci yang bersifat statis
• Masalah Initialization Vector (IV) WEP
• Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32)
Aplikasi yang bisa digunakan untuk melakukan mengcapture paket yaitu Airodump. aplikasi airodump yang sedang mengcaptute paket pada WLAN. Setelah data yang dicapture mencukupi, dilakukan proses cracking untuk menemukan WEP key. Aplikasi yang bisa digunakan untuk melakukan menembus enkripsi WEP yaitu Aircrack.
3. WPA-PSK atau WPA2-PSK
• Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.
• WEP menggunakan kunci yang bersifat statis
• Masalah Initialization Vector (IV) WEP
• Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32)
Aplikasi yang bisa digunakan untuk melakukan mengcapture paket yaitu Airodump. aplikasi airodump yang sedang mengcaptute paket pada WLAN. Setelah data yang dicapture mencukupi, dilakukan proses cracking untuk menemukan WEP key. Aplikasi yang bisa digunakan untuk melakukan menembus enkripsi WEP yaitu Aircrack.
3. WPA-PSK atau WPA2-PSK
WPA merupakan
teknologi keamanan sementara yang diciptakan untuk menggantikan kunci WEP. Ada
dua jenis yakni WPA personal (WPA-PSK), dan WPA-RADIUS. Saat ini yang sudah
dapat di crack adalah WPA-PSK, yakni dengan metode brute force attack secara
offline. Brute force dengan menggunakan mencoba-coba banyak kata dari suatu
kamus. Serangan ini akan berhasil jika passphrase yang digunakan wireless
tersebut memang terdapat pada kamus kata yang digunakan si hacker. Untuk
mencegah adanya serangan terhadap keamanan wireless menggunakan WPA-PSK,
gunakanlah passphrase yang cukup panjang (satu kalimat).
4. MAC Filter
Hampir setiap
wireless access point maupun router difasilitasi dengan keamanan MAC Filtering.
Hal ini sebenarnya tidak banyak membantu dalam mengamankan komunikasi wireless,
karena MAC address sangat mudah dispoofing atau bahkan dirubah. Tools ifconfig
pada OS Linux/Unix atau beragam tools spt network utilitis, regedit, smac,
machange pada OS windows dengan mudah digunakan untuk spoofing atau mengganti
MAC address.
Masih sering ditemukan wifi di perkantoran dan bahkan ISP (yang biasanya digunakan oleh warnet-warnet) yang hanya menggunakan proteksi MAC Filtering. Dengan menggunakan aplikasi wardriving seperti kismet/kisMAC atau aircrack tools, dapat diperoleh informasi MAC address tiap client yang sedang terhubung ke sebuah Access Point. Setelah mendapatkan informasi tersebut, kita dapat terhubung ke Access point dengan mengubah MAC sesuai dengan client tadi. Pada jaringan wireless, duplikasi MAC address tidak mengakibatkan konflik. Hanya membutuhkan IP yang berbeda dengan client yang tadi.
5. Weak protocols (protokol yang lemah)
Masih sering ditemukan wifi di perkantoran dan bahkan ISP (yang biasanya digunakan oleh warnet-warnet) yang hanya menggunakan proteksi MAC Filtering. Dengan menggunakan aplikasi wardriving seperti kismet/kisMAC atau aircrack tools, dapat diperoleh informasi MAC address tiap client yang sedang terhubung ke sebuah Access Point. Setelah mendapatkan informasi tersebut, kita dapat terhubung ke Access point dengan mengubah MAC sesuai dengan client tadi. Pada jaringan wireless, duplikasi MAC address tidak mengakibatkan konflik. Hanya membutuhkan IP yang berbeda dengan client yang tadi.
5. Weak protocols (protokol yang lemah)
Komunikasi
jaringan komputer menggunakan protokol antara client dan server. Kebanyakan
dari protokol yang digunakan saat ini merupakan protocol yang telah digunakan
beberapa dasawarsa belakangan. Protokol lama ini, seperti File Transmission
Protocol (FTP), TFTP ataupun telnet, tidak didesain untuk menjadi benar-benar
aman. Malahan faktanya kebanyakan dari protocol ini sudah seharusnya digantikan
dengan protokol yang jauh lebih aman, dikarenakan banyak titik rawan yang dapat
menyebabkan pengguna (user) yang tidak bertanggung jawab dapat melakukan
eksploitasi. Sebagai contoh, seseorang dengan mudah dapat mengawasi
"traffic" dari telnet dan dapat mencari tahu nama user dan password.
6. Software issue (masalah perangkat lunak)
6. Software issue (masalah perangkat lunak)
Menjadi sesuatu
yang mudah untuk melakukan eksploitasi celah pada perangkat lunak. Celah ini biasanya
tidak secara sengaja dibuat tapi kebanyakan semua orang mengalami kerugian dari
kelemahan seperti ini. Celah ini biasanya dibakukan bahwa apapun yang
dijalankan oleh "root" pasti mempunyai akses "root", yaitu
kemampuan untuk melakukan segalanya didalam system tersebut. Eksploitasi yang
sebenarnya mengambil keuntungan dari lemahnya penanganan data yang tidak diduga
oleh pengguna, sebagai contoh, buffer overflow dari celah keamanan "format
string" merupakan hal yang biasa saat ini. Eksploitasi terhadap celah
tersebut akan menuju kepada situasi dimana hak akses pengguna akan dapat
dinaikkan ke tingkat akses yang lebih tinggi. Ini disebut juga dengan
"rooting" sebuah "host" dikarenakan penyerang biasanya
membidik untuk mendapatkan hak akses "root".
7. Hardware issue (masalah perangkat keras).
7. Hardware issue (masalah perangkat keras).
Biasanya
perangkat keras tidak mempunyai masalah pada penyerangan yang terjadi.
Perangkat lunak yang dijalankan oleh perangkat keras dan kemungkinan kurangnya
dokumentasi spesifikasi teknis merupakan suatu titik lemah. Berikut ini
merupakan contoh bagaimana perangkat keras mempunyai masalah dengan keamanan.
contoh 1: Cisco
Sudah lazim router cisco dianggap mempunyai masalah sistematis didalam perangkat lunak IOS (Interwork operating system) yang digunakan oleh mereka sebagai sistem operasi pada tahun 2003. Celah dalam perangkat lunak dapat menuju kepada "denial of service" (Dos) dari semua perangkatrouter. Masalah keamanan ini terdapat dalam cara IOS menangani protokol 53(SWIPE), 55(IP Mobility) dan 77(Sun ND) dengan nilai TTL (Time to live) 0 atau 1. Biasanya, Protocol Independent Multicast (PIM) dengan semua nilai untuk hidup, dapat menyebabkan router menandai input permintaan yang penuh terhadap "interface" yang dikirimkan. Sebagai permintaan bila penuh, maka router tidak akan melakukan proses "traffic" apapun terhadap "interface" yang dipertanyakan. Cisco juga mempunyai beberapa celah keamanan yang terdokumentasi dan "patch" yang diperlukan telah tersedia untuk waktu yang cukup lama.
contoh 2: Linksys
Perangkat linksys mempunyai harga yang cukup murah sehingga banyak digunakan oleh orang. Beberapa perangkat linksys mempunyai masalah dengan celah keamanan yang dapat menuju kepada serangan "denial of service" (DoS). Celah keamanan yang memprihatinkan terdapat pada penanganan parameter "URL Embedded" yang dikirimkan kepada perangkat.
8. Misconfiguration (konfigurasi yang salah).
Kesalahan
konfigurasi pada server dan perangkat keras (hardware) sangat sering membuat
para penyusup dapat masuk kedalam suatu system dengan mudah. Sebagai contoh,
penggantian halaman depan suatu situs dikarenakan kesalahan konfigurasi pada
perangkat lunak "www-server" ataupun modulnya. Konfigurasi yang tidak
hati-hati dapat menyebabkan usaha penyusupan menjadi jauh lebih mudah terlebih
jika ada pilihan lain yang dapat diambil oleh para penyusup. Sebagai contoh,
sebuah server yang menjalankan beberapa layanan SSH dapat dengan mudah disusupi
apabila mengijinkan penggunaan protokol versi 1 atau "remote root
login" (RLOGIN) diizinkan. Kesalahan konfigurasi yang jelas ini
menyebabkan terbukanya celah keamanan dengan penggunaan protokol versi 1,
seperti "buffer overflow" yang dapat menyebabkan penyusup dapat
mengambil hak akses "root" ataupun juga dengan menggunakan metode
"brute-force password" untuk dapat menebak password "root".
II. Ancaman Terhadap Keamanan Jaringan WiFi
II. Ancaman Terhadap Keamanan Jaringan WiFi
Banyak pengguna
jaringan wireless tidak bisa membayangkan jenis bahaya apa yang sedang
menghampiri mereka saat sedang berasosiasi dengan wireless access point (WAP),
misalnya seperti sinyal WLAN dapat disusupi oleh hacker. Berikut ini dapat
menjadi ancaman dalam jaringan wireless, di antaranya:
- Sniffing to Eavesdrop
Paket yang merupakan data seperti akses HTTP, email, dan Iain-Iain, yang dilewatkan oleh gelombang wireless dapat dengan mudah ditangkap dan dianalisis oleh attacker menggunakan aplikasi Packet Sniffer seperti Kismet.
- Denial of Service Attack
Serangan jenis ini dilakukan dengan membanjiri (flooding) jaringan sehingga sinyal wirelessberbenturan dan menghasilkan paket-paket yang rusak.
- Man in the Middle Attack
Peningkatan keamanan dengan teknik enkripsi dan authentikasi masih dapat ditembus dengan cara mencari kelemahan operasi protokol jaringan tersebut. Salah satunya dengan mengeksploitasi Address Resolution Protocol (ARP) pada TCP/IP sehingga hacker yang cerdik dapat mengambil alih jaringan wireless tersebut.
- Rogue/Unauthorized Access Point
Rogue AP ini dapat dipasang oleh orang yang ingin menyebarkan/memancarkan lagi tranmisiwireless dengan cara ilegal/tanpa izin. Tujuannya, penyerang dapat menyusup ke jaringan melalui AP liar ini.
- Konfigurasi access point yang tidak benar
Kondisi ini sangat banyak terjadi karena kurangnya pemahaman dalam mengkonfigurasi sistem keamanan AP.
- Scanning
"Scanning" adalah metode bagaimana caranya mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari IP/Network korban. Biasanya "scanning" dijalankan secara otomatis mengingat "scanning" pada "multiple-host" sangat menyita waktu. "Hackers" biasanya mengumpulkan informasi dari hasil "scanning" ini. Dengan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan maka "hackers" dapat menyiapkan serangan yang akan dilancarkannya. Nmap merupakan sebuah network scanner yang banyak digunakan oleh para professional di bidang network security, walaupun ada tool yang khusus dibuat untuk tujuan hacking, tapi belum
dapat mengalahkan kepopuleran nmap. Nessus juga merupakan network scanner tapi juga akan melaporkan apabila terdapat celah keamanan pada target yang diperiksanya. Hacker biasanya menggunakan Nessus untuk pengumpulan informasi sebelum benar-benar meluncurkan serangan. Untungnya beberapa scanner meninggalkan "jejak" yang unik yang memungkinkan para System administrator untuk mengetahui bahwa system mereka telah di-scanning sehingga mereka bisa segera membaca artikel terbaru yang berhubungan dengan informasi log.
- Password cracking.
"Brute-force" adalah sebuah tehnik dimana akan dicobakan semua kemungkinan kata kunci (password) untuk bisa ditebak untuk bisa mengakses kedalam sebuah system. Membongkar kata kunci dengan tehnik ini sangat lambat tapi efisien, semua kata kunci dapat ditebak asalkan waktu tersedia. Untuk membalikkan "hash" pada kata kunci merupakan suatu yang hal yang mustahil, tapi ada beberapa cara untuk membongkar kata kunci tersebut walaupun tingkat keberhasilannya tergantung dari kuat lemahnya pemilihan kata kunci oleh pengguna. Bila seseorang dapat mengambil data "hash" yang menyimpan kata kunci maka cara yang lumayan efisien untuk dipakai adalah dengan menggunakan metode "dictionary attack" yang dapat dilakukan oleh utility John The Ripper [27]. Masih terdapat beberapa cara lainnya seperti "hash look-up table" tapi sangat menyita "resources" dan waktu.
- Rootkit.
"Rootkit" adalah alat untuk menghilangkan jejak apabila telah dilakukan penyusupan. Rootkit biasanya mengikutkan beberapa tool yang dipakai oleh system dengan sudah dimodifikasi sehingga dapat menutupi jejak. Sebagai contoh, memodifikasi "PS" di linux atau unix sehingga tidak dapat melihat background process yang berjalan.
Kegiatan yang mengancam keamanan jaringan wireless di atas dilakukan dengan cara yang dikenal sebagai Warchalking, WarDriving, WarFlying, WarSpamming, atau WarSpying.Banyaknya access point/base station yang dibangun seiring dengan semakin murahnya biaya berlangganan koneksi Internet, menyebabkan kegiatan hacking tersebut sering diterapkan untuk mendapatkan akses Internet secara ilegal. Tentunya, tanpa perlu membayar.
C. Mengamankan Jaringan WiFi
- Sniffing to Eavesdrop
Paket yang merupakan data seperti akses HTTP, email, dan Iain-Iain, yang dilewatkan oleh gelombang wireless dapat dengan mudah ditangkap dan dianalisis oleh attacker menggunakan aplikasi Packet Sniffer seperti Kismet.
- Denial of Service Attack
Serangan jenis ini dilakukan dengan membanjiri (flooding) jaringan sehingga sinyal wirelessberbenturan dan menghasilkan paket-paket yang rusak.
- Man in the Middle Attack
Peningkatan keamanan dengan teknik enkripsi dan authentikasi masih dapat ditembus dengan cara mencari kelemahan operasi protokol jaringan tersebut. Salah satunya dengan mengeksploitasi Address Resolution Protocol (ARP) pada TCP/IP sehingga hacker yang cerdik dapat mengambil alih jaringan wireless tersebut.
- Rogue/Unauthorized Access Point
Rogue AP ini dapat dipasang oleh orang yang ingin menyebarkan/memancarkan lagi tranmisiwireless dengan cara ilegal/tanpa izin. Tujuannya, penyerang dapat menyusup ke jaringan melalui AP liar ini.
- Konfigurasi access point yang tidak benar
Kondisi ini sangat banyak terjadi karena kurangnya pemahaman dalam mengkonfigurasi sistem keamanan AP.
- Scanning
"Scanning" adalah metode bagaimana caranya mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari IP/Network korban. Biasanya "scanning" dijalankan secara otomatis mengingat "scanning" pada "multiple-host" sangat menyita waktu. "Hackers" biasanya mengumpulkan informasi dari hasil "scanning" ini. Dengan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan maka "hackers" dapat menyiapkan serangan yang akan dilancarkannya. Nmap merupakan sebuah network scanner yang banyak digunakan oleh para professional di bidang network security, walaupun ada tool yang khusus dibuat untuk tujuan hacking, tapi belum
dapat mengalahkan kepopuleran nmap. Nessus juga merupakan network scanner tapi juga akan melaporkan apabila terdapat celah keamanan pada target yang diperiksanya. Hacker biasanya menggunakan Nessus untuk pengumpulan informasi sebelum benar-benar meluncurkan serangan. Untungnya beberapa scanner meninggalkan "jejak" yang unik yang memungkinkan para System administrator untuk mengetahui bahwa system mereka telah di-scanning sehingga mereka bisa segera membaca artikel terbaru yang berhubungan dengan informasi log.
- Password cracking.
"Brute-force" adalah sebuah tehnik dimana akan dicobakan semua kemungkinan kata kunci (password) untuk bisa ditebak untuk bisa mengakses kedalam sebuah system. Membongkar kata kunci dengan tehnik ini sangat lambat tapi efisien, semua kata kunci dapat ditebak asalkan waktu tersedia. Untuk membalikkan "hash" pada kata kunci merupakan suatu yang hal yang mustahil, tapi ada beberapa cara untuk membongkar kata kunci tersebut walaupun tingkat keberhasilannya tergantung dari kuat lemahnya pemilihan kata kunci oleh pengguna. Bila seseorang dapat mengambil data "hash" yang menyimpan kata kunci maka cara yang lumayan efisien untuk dipakai adalah dengan menggunakan metode "dictionary attack" yang dapat dilakukan oleh utility John The Ripper [27]. Masih terdapat beberapa cara lainnya seperti "hash look-up table" tapi sangat menyita "resources" dan waktu.
- Rootkit.
"Rootkit" adalah alat untuk menghilangkan jejak apabila telah dilakukan penyusupan. Rootkit biasanya mengikutkan beberapa tool yang dipakai oleh system dengan sudah dimodifikasi sehingga dapat menutupi jejak. Sebagai contoh, memodifikasi "PS" di linux atau unix sehingga tidak dapat melihat background process yang berjalan.
Kegiatan yang mengancam keamanan jaringan wireless di atas dilakukan dengan cara yang dikenal sebagai Warchalking, WarDriving, WarFlying, WarSpamming, atau WarSpying.Banyaknya access point/base station yang dibangun seiring dengan semakin murahnya biaya berlangganan koneksi Internet, menyebabkan kegiatan hacking tersebut sering diterapkan untuk mendapatkan akses Internet secara ilegal. Tentunya, tanpa perlu membayar.
C. Mengamankan Jaringan WiFi
Mengamankan
jaringan wifi membutuhkan tiga tingkatan proses. Untuk mengamankan jaringan
wifi kita harus dapat melakukan pemetaan terhadap ancaman yang mungkin terjadi.
Prevention (pencegahan).
Prevention (pencegahan).
Kebanyakan dari
ancaman akan dapat ditepis dengan mudah, walaupun keadaan yang benar-benar 100%
aman belum tentu dapat dicapai. Akses yang tidak diinginkan kedalam jaringan
wifi dapat dicegah dengan memilih dan melakukan konfigurasi layanan (services)
yang berjalan dengan hati-hati.
Observation (observasi).
Observation (observasi).
Ketika sebuah
jaringan wifi sedang berjalan, dan sebuah akses yang tidak diinginkan dicegah,
maka proses perawatan dilakukan. Perawatan jaringan komputer harus termasuk
melihat isi log yang tidak normal yang dapat merujuk ke masalah keamanan yang
tidak terpantau. System IDS dapat digunakan sebagai bagian dari proses
observasi tetapi menggunakan IDS seharusnya tidak merujuk kepada
ketidak-pedulian pada informasi log yang disediakan.
Response (respon).
Response (respon).
Bila sesuatu
yang tidak diinginkan terjadi dan keamanan suatu system telah berhasil
disusupi, maka personil perawatan harus segera mengambil tindakan. Tergantung
pada proses produktifitas dan masalah yang menyangkut dengan keamanan maka
tindakan yang tepat harus segera dilaksanakan. Bila sebuah proses sangat vital
pengaruhnya kepada fungsi system dan apabila di-shutdown akan menyebabkan lebih
banyak kerugian daripada membiarkan system yang telah berhasil disusupi tetap
dibiarkan berjalan, maka harus dipertimbangkan untuk direncakan perawatan pada
saat yang tepat. Ini merupakan masalah yang sulit dikarenakan tidak seorangpun
akan segera tahu apa yang menjadi celah begitu system telah berhasil disusupi
dari luar.
Victims/statistic (korban/statistik).
Victims/statistic (korban/statistik).
Keamanan
jaringan wifi meliputi beberapa hal yang berbeda yang mempengaruhi keamanan
secara keseluruhan. Serangan keamanan jaringan komputer dan penggunaan yang
salah dan sebegai contoh adalah virus, serangan dari dalam jaringan wifi itu
sendiri, pencurian perangkat keras (hardware), penetrasi kedalam system,
serangan "Denial of Service" (DoS), sabotase, serangan
"wireless" terhadap jaringan komputer, dan penggunaan yang salah
terhadap aplikasi web. Statistik menunjukkan jumlah penyusupan didalam area ini
sudah cukup banyak berkurang dari tahun 2003, tipe variasi dari serangan,
bagaimanapun juga, menyebabkan hampir setiap orang adalah sasaran yang menarik.
Pada Jaringan nirkabel keamanan menjadi sesuatu yang melekat erat pada pengaturan atau setting jaringan tersebut, hal ini salah satunya dikarenakan metode yang digunakan untuk dapat berkomunikasi satu peralatan dengan peralatan yang lainnya menggunakan metode broadcast. Sehingga menjadi suatu hal yang sangat penting buat Anda yang menggunakan model jaringan nirkabel ini terutama dengan teknologi WiFi untuk mengetahui beberapa model pengamanan yang biasanya disediakan oleh perangkat Access Point (AP) untuk mengamankan jaringan WiFi Anda. Masalah keamanan pada jaringan komputer pada prinsipnya tidak terlepas dari 2 hal mendasar yaitu konsep autentifikasi (access control) dan enkripsi (data protection).
a. WEP (Wired Equivalent Privacy).
Pada Jaringan nirkabel keamanan menjadi sesuatu yang melekat erat pada pengaturan atau setting jaringan tersebut, hal ini salah satunya dikarenakan metode yang digunakan untuk dapat berkomunikasi satu peralatan dengan peralatan yang lainnya menggunakan metode broadcast. Sehingga menjadi suatu hal yang sangat penting buat Anda yang menggunakan model jaringan nirkabel ini terutama dengan teknologi WiFi untuk mengetahui beberapa model pengamanan yang biasanya disediakan oleh perangkat Access Point (AP) untuk mengamankan jaringan WiFi Anda. Masalah keamanan pada jaringan komputer pada prinsipnya tidak terlepas dari 2 hal mendasar yaitu konsep autentifikasi (access control) dan enkripsi (data protection).
a. WEP (Wired Equivalent Privacy).
Teknik pengaman
jaringan wireless ini adalah standar keamanan pada 802.11. Teknik ini akan
membuat jaringan nirkabel, akan mempunyai keamanan yang hampir sama dengan apa
yang ada dalam jaringan kabel. WEP menggunakan sistem enkripsi untuk
memproteksi pengguna wireless LAN dalam level yang paling dasar. WEP
memungkinkan administrator jaringan wireless membuat encription key yang akan
digunakan untuk mengenkripsi data sebelum data dikirim. Encryption key ini
biasanya dibuat dari 64 bit key awal dan dipadukan dengan algoritma enkripsi
RC4.
Pada prinsipnya terdapat dua level enkripsi WEP, 64 bit dan 128 bit. Semakin tinggi bit enkripsi, semakin aman jaringannya, namun kecepatan menjadi menurun. Untuk menggunakan WEP, kita harus memilih bit enkripsi yang diinginkan, dan masukkan passphrase atau key WEP dalam bentuk heksadesimal. WEP menggunakan urutan nilai heksadesimal yang berasal dari enkripsi sebuah passphrase.
Ketika fasilitas WEP diaktifkan, maka semua perangkat wireless yang ada di jaringan harus dikonfigurasi dengan menggunakan key yang sama. Hak akses dari seseorang atau sebuah perangkat akan ditolak jika key yang dimasukkan tidak sama.
b. WPA (Wi-Fi Protected Access)
Pada prinsipnya terdapat dua level enkripsi WEP, 64 bit dan 128 bit. Semakin tinggi bit enkripsi, semakin aman jaringannya, namun kecepatan menjadi menurun. Untuk menggunakan WEP, kita harus memilih bit enkripsi yang diinginkan, dan masukkan passphrase atau key WEP dalam bentuk heksadesimal. WEP menggunakan urutan nilai heksadesimal yang berasal dari enkripsi sebuah passphrase.
Ketika fasilitas WEP diaktifkan, maka semua perangkat wireless yang ada di jaringan harus dikonfigurasi dengan menggunakan key yang sama. Hak akses dari seseorang atau sebuah perangkat akan ditolak jika key yang dimasukkan tidak sama.
b. WPA (Wi-Fi Protected Access)
WPA merupakan
teknik mengamankan jaringan wireless LAN yang menggunakan teknik enkripsi yang
lebih baik dan tambahan pengaman berupa autentifikasi dari penggunanya. Ada dua
model enkripsi pada jenis ini, yaitu TKIP dan AES. TKIP (Temporal Key Integrity
Protocol) menggunakan metode enkripsi yang lebih aman dan juga menggunakan MIC
(Message Integrity Code) untuk melindungi jaringan dari serangan. Sedangkan AES
(Advanced Encryption System) menggunakan enkripsi 128 bit blok data secara
simetris.
c. MAC (Medium Access Control) Address Filtering.
c. MAC (Medium Access Control) Address Filtering.
Sistem pengamanan wireless
LAN yang lainnya adalah dengan menggunakan MAC address filter yang akan
menyeleksi akses berdasarkan MAC Address dari user. Biasanya terdapat dua
metode dari wireless MAC Filter yaitu: Prevent yang berfungsi untuk memblokir
akses dari daftar MAC Address, dan Permit Only yang hanya memperbolehkan akses
dari data yang ada pada daftar MAC Address. Dengan pengamanan model MAC Address
filtering ini kita harus mendaftarkan terlebih dahulu MAC Address dari setiap
komputer yang ada dalam jaringan tersebut dalam suatu daftar MAC Address, agar
dapat dikenali dan berkomunikasi menggunakan fasilitas tersebut.
Sebenarnya masih banyak lagi cara untuk menggamankan jaringan wifi akan tetapi kami melihat dan menilai bahwa beberapa poin di atas adalah hal yang palimg mungkin untuk dilakukan dan sangat sederhana.
Sebenarnya masih banyak lagi cara untuk menggamankan jaringan wifi akan tetapi kami melihat dan menilai bahwa beberapa poin di atas adalah hal yang palimg mungkin untuk dilakukan dan sangat sederhana.
d. De-Militarised Zone(DMZ)
De-Militarised Zone(DMZ) merupakan mekanisme untuk
melindungi sistem internal dari serangan hacker atau pihak-pihak lain yang
ingin memasuki sistem tanpa mempunyai hak akses. Sehingga karena DMZ dapat
diakses oleh pengguna yang tidak mempunyai hak, maka DMZ tidak mengandung rule.
.Secara esensial, DMZ melakukan perpindahan semua layanan suatu jaringan ke
jaringan lain yang berbeda. DMZ terdiri dari semua port terbuka, yang dapat
dilihat oleh pihak luar. Sehingga jika hacker menyerang dan melakukan cracking
pada server yang mempunyai DMZ, maka hacker tersebut hanya dapat mengakses host
yang berada pada DMZ, tidak pada jaringan internal. Misalnya jika seorang pengguna
bekerja di atas server FTP pada jaringan terbuka untuk melakukan akses publik seperti
akses internet, maka hacker dapat melakukan cracking pada server FTP dengan memanfaatkan
layanan Network Interconnection System (NIS), dan Network File System (NFS).Sehingga
hacker tersebut dapat mengakses seluruh sumber daya jaringan, atau jika tidak,akses
jaringan dapat dilakukan dengan sedikit upaya, yaitu dengan menangkap paket
yang beredar di jaringan, atau dengan metoda yang lain. Namun dengan menggunakan
lokasi server FTP yang berbeda, maka hacker hanya dapat mengakses DMZ tanpa
mempengaruhi sumber daya jaringan yang lain. Selain itu dengan melakukan pemotongan
jalur komunikasi pada jaringan internal, trojan dan sejenisnya tidak dapat lagi
memasuki jaringan.Makalah ini akan membahas bagaimana memberi hak pada pengguna
baik internal maupun eksternal, padasemua layanan jaringan yang diperlukan.
Referensi:
Spitzner, Lance, A Passive Approach to Your Network
Security, “The Secrets of Snoop”www.cert.org
Zuliansyah, Mochammad, Teknik Pemrograman Network Interface
Card pada Protokol TCP/IP, ITB, 2002
http://www.esaunggul.ac.id/article/membangun-keamanan-jaringan-komputer-dengan-sistem-de-militarisedzone-dmz/
No comments:
Post a Comment